Ditulis oleh: Ifrod Maksum Ditulis pada: 11/26/2017
Landak adalah binatang penggerat yang secara umum adalah herbivora, dan menyukai daun, batang, khususnya bagian kulit kayu. Karena hal inilah banyak landak dianggap sebagai hama tanaman pertanian. Meskipun demikian, orang juga menjadikan landak sebagai salah satu bahan pangan.
Bentuk tubuhnya mirip tikus besar, ada yang berekor panjang dan ada yang pendek. Tubuhnya terbungkus kulit tebal dengan bulu duri yang runcing, bulu duri ini terdapat disekitar punggung belakang, paha pendek, mata kecil, daun telinga juga pendek. Moncongnya besar dan berbentuk S dengan bibir atas yang melunak kedalam. Makanan landak sembarang makanan, buahan, atau bijian dan daging binatang lainnya.
Binatang ini dapat mengeluarkan suara menggeram dengan keras. Indra pendengar dan pembau berkembang dengan baik, sedangkan indra penglihatnya kurang berkembang denga baik. Setelah perkawinan, landak akan bunting selama antara 90-110 hari, dan dapat beranak sebanyak 2-3 ekor setahun. Landak biasanya berdiam dilorong-lorong dalam tanah. Musuh utamanya kucing liar, burung garuda, ular pithon dan manusia.
Hewan ini ditemukan di Asia, Afrika, maupun Amerika, dan cenderung menyebar di kawasan tropika. Landak merupakan hewan pengerat terbesar ketiga dari segi ukuran tubuh, setelah kapibara dan berang-berang. Hewan ini agak "membulat" serta tidak terlalu lincah apabila dibandingkan dengan tikus. Karena rambut durinya, hewan lain yang mirip namun bukan pengerat, seperti hedgehog dan landak semut (Echidna), juga dikenali sebagai "landak".
Keistimewaan dan Khasiat Landak
- Empedunya bila dioleskan pada tempat rambut yang dicabut maka tidak akan tumbuh lagi
- Landak juga dapat menyembuhkan panu, caranya empedunya dicampur belerang dan dioleskan pada kulit yang terkena panu
- Juga dapat menyembuhkan penyakit TBC, disentri dan kusta dengan cara meminum empedunya
Demikian sekilas info tentang Khasiat dan Manfaat Landak Untuk Menyembuhkan Panu dan TBC, semoga bermanfaat.
Referensi : ensilkopedi nasional edisi fauna | Kifayatul Akhyar, II/231