Ditulis oleh: Ifrod Maksum Ditulis pada: 6/17/2017
Bisul merupakan peradangan pada folikel rambut (struktur kulit di mana rambut akan tumbuh) pada kulit dan jaringan sekitarnya yang sering terjadi pada anak-anak. Berdasarkan jumlah mata bisul yang ada, bisul dibedakan menjadi : (1).Furunkel atau bisul kecil yang hanya memiliki satu mata. Letak bisul bisa dibeberapa tempat tapi jumlahnya tidak banyak. Jika furunkel (radang kulit seperti bisul) satu mata ini jumlahnya banyak dan letaknya menyebar di sejumlah anggota tubuh, disebut furunkulosis. (2). Karbunkel, yaitu apabila beberapa bisul yang berdekaan menyatu dan mengakibatkan terbentuknya beberapa mata bisul
Bagaimana Gejala Bisul?
Bisul biasanya diawali kulit kemerahan, membengkan dan ada benjolah yang terasa sakit dibawah permukaan kulit. Ketika infeksi berlanjut, terbentuk kantung nanah dalam kulit, yang berisi bakteri, sel kulit mati, dan sel darah putih. Puncak bisul yang sering disebut mata bisul muncul di tengah-tengah bisul. Dari mata bisul inilah biasanya nanah akan keluar.
Pada bayi dan balita, jenis bisul yang terjadi biasanya furunkulosis. Ini biasanya diawali oleh biang kerigat yang berlanjut menjadi bisul. Karena bisul dan biang keringat seringkali menimbulkan gatal, anak akan menggaruk bisul tersebut. Garukan tagan pada tempat yang berbeda akan menularkan kuman ke bagian tubuh lain sehingga ibagian tubuh ini tumbuh bisul pula. Bisul ini menimbulkan rasa nyeri dan berdenyut-denyut. Itu sebabnya bisul yang parah kadang mengakibatkan demam pada anak, karena tubuh anak berusaha melawan kuman yang terdapat pada bisul
Apa Saja Penyebab Bisul?
Bisul bisa disebabkan oleh kelenjar minyak yang tersumbat, infeksi setelah kemasukan benda asing (serpihan kayu, dan lain-lain), alergi berat dan infeksi bakteri Staphylococcus aureus yang menginfeksi kulit. Munculnya bisul biasanya diawali dengan luka akibat garukan yang kemudian terinfeksi.
Faktor kebersihan badan, pakaian dan lingkungan yang kurang higienis juga turut menyebabkan munculnya bisul. Bisul bisa mengenai semua umur, namun anak-anak lebih rentan mengalami bisul karena daya tahan tubuhnya yang belum sempurna dan biasanya masih kurang memperhatikan kebersihan
Bagaimana Cara Pencegah Bisul?
- Senantiasa menjaga kebersihan badan, pakaian dan lingkungan
- Membiasakan mencuci tangan dengan sabun
- Memotong kuku secara teratur dan mengingatkan anak untuk tidak menggaruk-garuk badan
- Segera bersihkan bagian badan anak yang berkeringat, karena garukan pada biang keringat yang gatal bisa memicu masuknya bakteri pada bekas garukan dan mengakubatkan terbentuk bisul
- Hindarikan kontak dengan kulit penderita bisul
- Hindarkan anak dari penggunaan barang-barang pribadi secara bersamaan dengan penderita bisul
Bagaimana Penanganan Bisul?
- Gunakan sabun anti-bakteri ata cairan antiseptik yang dicampurkan pada air mandi anak yang mengalami bisul
- Jangan menunggu bisul “matang” kemuian memencet bisul karena akan menimbulkan radang dan bekas rongga pada kulit
- Kompres bisul menggunakan air hangat atau air yang sudah dicampur cairan antiseptik, atau bisa juga menggunakan povidon iodine (betadine) yang sudah diencerkan (perbandingan 1:10). Setelah itu baru oleskan salep atau krim antibiotik pada bisul sesuai petunjuk dokter. Biasanya dokter juga meresepkan antibiotik yang diminum untuk kasus bisul yang banyak dan parah
- Jika bisul sudah pecah, segera bersihkan nanah dari darah yang keluar sampai benar-benar bersih. Hal ini untuk mencegah penyebaran dan menularan lebih lanjut
Pendapat bahwa bisul terjadi akibat terlalu banyak makan telur, tidak sepenuhnya benar. Bisul akibat telur hanya akan muncul pada anak yang memang memiliki “bakat” alergi terhadap telur. Pada reaksi alergi yang parah, seringkali gejala bentol-bentol dan gatal juga disertai adanya bisul akibat bekas garukan yang kemasukan kuman
Sebagian besar kasus bisul tidak ada kaitannya dengan konsumsi telur. Oleh karena itu, orang tua tidak perlu khawatir membeirkan telur pada putra putrinya, tentunya dengan cacatan anak tidak alergi telur dan pemberian telurnya juga tidak dalam jumlah yang berlebihan dalam sehari.
Referensi: Panduan Kesehatan Untuk Sang Buah Hati | dr.Avie Andriyani | As-Salam 2014