Ditulis oleh: Anonim Ditulis pada: 9/02/2016
Gejala dan Cara Tepat Menangani Cacar Air Pada Anak. Penyakit cacar ini adalah penyakit akibat infeksi virus varicella zoster yang sangat menular. Penyebaran virus ini sangat cepat, maka tidak heran jika ada satu anak yang terkena cacar air maka tak lama kemudian anak-anak di sekitarnyaakan segera “menyusul”.
Pemukiman padat penduduk, sekolah, pondok pesantren, asrama, dan tempat penitipan anak merupakan tempat yang paling rentan terjadi penyebaran penyakit cacar air. Hal ini karena banyak anak berkumpul di satu tempat yang cukup padat, bermain bersama, makan dan minum bersama, saling bersinggungan (kontak) langsung, sementara kondisi imunitas anak masih belim sempurna sehingga mudah terjadi penularan.
Penyakir cacar air dapat menular lewat kontak langsung dengan cairan atau lepuhan dengan penderita dan juga bisa menular lewat percikan ludah (droplet). Penularan bisa terjadi sejak 1 hari sebelum muncul kemerahan pada kulit sampai dengan 7 hari sesudah muncul gejala.
Bagaimana Mengenali gejalanya?
Kita perlu mewaspadai jika mulai muncul gejala cacar air setelah ada riwayat kontak dengan penderita 2-3 pekan sebelumnya. Penyakit cacar air biasanya diawali dengan peningkatan suhu tubuh atau demam (meskipun tidak selalu ada), kemudian muncul kemerahan pada kulit yang berukuran kecil yang pertama kali ditemukan di sekitar dada dan perut atau punggung lalu diikuti timbul di anggota gerak (tangan, kaki) dan wajah.
Kemudian pada kulit ini lalu berubah menjadi plenting (vesikel) berisi cairan dengan dinding tipis. Jika plinting ini dibiarkan maka akan segera mengering membentuk keropeng (krusta) yang nantinya akan terlepas dan meninggalkan bercak/bekas di kulit (hiperpigmentasi).
Bagaimana Penanganan yang Tepat?
Penyakit cacar air termasuk self limiting disease atau penyakit yang dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan khusu., biidznillah. Penyakit ini disebabkan oleh virus sehingga tidak membutuhkan antibiotik dalam pengobatannya.
Penderita cacar hanya memerlukan istirahat cukup dan nutrisi yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Pada kondisi tertentu, dokter bisa meresepkan obat antiviral yang diminum, terutama jika kejadian cacar air masih belum lama. Obat antiviral ini efektif jika diberikan sesegera mungkin (kurang dari 24 jam).
Jika diperlukan, boleh diberikan obat penurun panas, anti gatal, atau obat lainnya tergantung gejala yang muncul. Selain itu, bisa juga ditambah dengan suplemen untuk mendongkrak daya tahan tubuh anak.
Berikut ini beberapa langkah yang bisa dilakukan orang tua ketika harus merawat putra putrinya yang terkena penyakit cacar air:
- Ukur suhu tubuh anak secara berkala (4 jam sekali), berikan obat penurun panas jika >380C.
- Jika memungkinkan, tempatkan anak pada satu tempat (kamar) terpisah dari anggota keluarga yang lain untuk meminimalisir penularan. Karantina seperti ini, disarankan hingga seluruh keropeng mengelupas (luka lepuhan sudah mengering semua).
- Potong kuku anak supaya tidak meninggalkan bekas luka garukan.
- Sesudah mandi, taburkan bedak salicyl ke seluruh tubuh terutama yang terdapat plenting cacar airnya. Bedak ini berfungsi untuk mengurangi gatal sekaligus mengurangi tegangan permukaan plenting supaya tidak mudah pecah.
- Jangan pecahkan plenting dan biarkan ia mengering dengan sendirinya, supaya tidak meninggalkan bekas yang dalam.
- Pakaikan baju katun yang lembut untuk meminimalisisr gesekan dengan plenting cacar air supaya tidak memecahkannya.
- Berikan makanan yang bergizi dan usahakan agar anak dapat beristirahat untuk memulihkan kondisi tubuhnya.
Cukup satu Kali!
Seseorang yang pernah terkena cacar air akan mendapatkan kekebalan atau imunitas alami sehingga tidak akan terkena cacar air lagi untuk kedua kalinya, biidznillah. Namun demikian, sebenarnya sebagian virus yang mengenai penderita cacar air akan “tertidur” (dormant) di dalam tubuhnya dan sewwaktu-waktu dapat muncul dengan manifestasi yang lain, seperti herpes zoster misalnya.
Herpes zoster adalah lepuhan kulit yang disebabkan oleh kebangkitan kembali virus varicella zoster yang menetap laten di akar saraf. Siapapun yang pernah memderita cacar air di masa lalu dapat terkena herpes zoster di kemudian hari. Satu hal yang perlu digaris bawahi, penyakit herpes zoster ini tidak sama dengan penyakit herpes genitalis yang menyerang kemaluan.
Larangan Mandi Ketika Sakit Cacar, fakta atau Mitos?
Tetap mandikan anak, sebab larangan mandi ketika sedang sakit cacar hanyalah mitos. Mandi pada asalnya tidak memperparah penyakit cacar. Justru dengan tidak mandi akan meningkatkan resiko kontaminasi oleh bakteri/kuman akibat kurangnya menjaga kebersihan.
Hanya saja, kita harus berhati-hati dan tidak menggosok terlelu keras dengan menggunakan handuk ketika mengeringkan air mandi. Hal ini lah yang sering dikhawatirkan oleh para orang tua zaman dahulu. Mereka khawatir jika ketika mandi kemudian tangan kita menggosok badan terlalu keras sampai memecahkan plenting cacar air tersebut.