Ditulis oleh: Ifrod Maksum Ditulis pada: 6/17/2017
Cara Alami Terapi Pengobatan dan Pencegahan Diare Pada Anak. Diare biasanya didefinisikan sebagai keluarnya tinja yang lunak atau cair dengan frekuensi tiga kali atau lebih dalam satu hari. Selain lunak, kadang tinja juga berlendir atau berdarah dan bisa juga disertai muntah. Pada bayi yang mendapatkan ASI penuh, biasanya beberapa kali mengeluarkan tinja yang lebih lunak atau cair setiap hari. Pertanyaannya bagaimana cara mengatasi diare anak? dan bolehkah memberikan obat diare yang beredar dipasaran? Simak yang satu ini:
Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua jika Anak Diare? Orang tua yang dapat memberikan pengobatan dirumah harus segera mulai melakukannya sebelum dibawa berobat ke dokter atau sarana pelayanan kesehatan.
A. Cara dasar terapi diare anak dirumah
1. Beri cairan lebih banyak dari biasanya untuk mencegah dehidrasi
Anak yang mengalami diare membutuhkan cairan lebih banyak dari biasanya karena cairan tubuh yang hilang lewat tinja dan muntah. Dehidrasi sering dapat dicegah dengan memberikan cairan yang tepat dalam jumlah yang memadai. Bermacam-macam cairan rumah tangga dapat diberikan, seperti air, susu, air tajin (air cucian beras), yoghurt, kuah sayuran, sup, dan tentunya ASI bagi bayi. Cairan yang diberikan harus mudah menyiapkan, dapat diterima oleh anak, efektif dan tentunya harus aman bila diberikan dalam jumlah besar.
Teh yang sangat manis, softdrink, dan minuman buah komersial yang manis harus dihindari karena cairan ini mengandung gula yang sangat tinggi (>300 mOsm/L) sehingga hipoosmoler dan dapat menyebabkan diare osmotik, hipernatremi, dan memberberat dehidrasi. Cairan dengan efek laksatif dan stimulan seperti kopi juga harus dihindari. Jika tersedia dirumah, oralit sangat dianjurkan untuk diberikan pada anak yang diare
2. Berikan makanan yang cukup pada anak
Pada anak yang masih minum ASI, sebaiknya ASI harus diberikan tanpa selingan. Susu formula atau susu sapi harus diberikan seperti biasanya. Anak umur 6 bulan atau lebih (bagi yang sudah mendapatkan MPASI atau makanan pendamping ASI) juga harus diberi makanan lunak atau setengah padat. Oada umumnya, makanan harus diberikan paling tidak setengah dari kalori dietnya. Bila mungkin makanan yang asin harus diberikan atau bisa juga dengan memberi sedikit garam pada MPASI.
Pada saat iare, beri anak makanan sebanyak ia mau. Tawar makanan tiap 3-4 jam (enam kali sehari). Pemberian makanan sedikit-sedikit tapi sering lebih baik daripada diberikan langsung dalam jumlah banyak tapi jarang. Setalah diarenya berhenti, beri makanan lebih banyak dari biasanya setiap hari selama dua pekan
3. Menentukan kapan anak dibawa ke sarana kesehatan
Bawa segera ke sarana kesehatan jika diarenya tidak membaik atau ada tanda-tanda dehidrasi atau timbul gejala lain yang serius. Anda harus waspada dan cepat membawa anak kedokter jika menemukan adanya darah dalam tinja, demam, tinja cair keluar amat sering, muntah berulang, rasa haus yang meningkat dan anak tidak dapat makan atau minum seperti biasanya
B. Pencegahan Diare Pada Anak
Anda dapat melakukan berbagai upata untuk mencegah diare dengan beberapa cara yang terbukti efektif sebagai berikut :
- Pemberian ASI ekslusif pada bayi sampai denagn 6 bulan dan melanjutkan pemberian ASI sampai 2 tahun pertama kehidupan
- Menghindari penggunaan susu botol
- Memperbaiki cara penyimpanan makanan pendamping ASI (untuk mengurangi paparan ASI dan perkembang biakan bakteri)
- Memperbaiki status gizi anak dengan memberikan makanan bergizi seimbang dan dalam jumlah yang cukup
- Penggunaan air bersih untuk minum
- Mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang tinja bayi
- Mencuci peralatan masak, peralatan makanan dan minum secara higienis
- Membuang tinja, termasuk tinja bayi pada tempatnya
- Menjaga kebersihan jamban keluarga
Lalu Bolehkan kita memberikan obat diare yang dijual bebas dipasaran untuk mengobati diare pada anak? Kapan anak perlu antiobiotik untuk mengobati diarenya?
Banyak macam obat-obatan dan kombinasi obat dijual untuk pengobatan diare akut. Obat-obat anti diare meliputi antimotilitas (misal loperamide, diphenoxylate, codein, opium); adsorben (misal norit, kaolin, attapulgit, smectite) dan biarkan bakteri hidup (misal lactobaccilus). Tidak satupun obat-obatan ini terbukti mempunyai efek yang nyata untuk diare akut.
Antibiotik juga tidak boleh digunakan secara rutin. Obat-obatan ini hanya bermanfaat bagi penderita disentri, kolera, atau pada beberapa penderita dengan diare persisten.
Satu hal yang harus dicatat, penggunaan obat-obatan yang berlebihan (baik itu obat anti diare atau antibiotik) sering memperlambat pemberian oralit dan zinc, bahkan pada akhirnya dapat menghambat orang tua untuk membawa anaknya yang dehidrasi ke sarana kesehatan.